Senin, 21 Desember 2015

2 Rukun Syahadat

��أشهد أن لا إله إلا الله و أشهد أن محمد رسول الله ��

��قال الشيخ ابن العثيمين رحمه الله

▫▫▫▫▫
شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله.  و هنا مسألة :
✅لمذا جعل هذان ركنا واحدا، و لم يجعلا ركنين؟

☑و الجواب : أن  الشهادة بهذين تبنى عليها صحة الأعمال كلها. لأن شهادة ألا إله إلا الله تستلزم الإخلاص.

و شهادة أن محمدا رسول الله تستلزم الاتباع. و كل عمل يتقرب به إلى الله لا يقبل إلا بهذين الشرطين : الإخلاص لله و المتابعة لرسول الله

��شرح الأربعين النووية ، ص : ٢٩

��=======��=======��

��Aku Bersaksi Bahwa Tidak Ada Ilah Yang Berhak Diibadahi Kecuali Allah,  Dan Aku Bersaksi Bahwa Muhammad Rasulullah ��

▫▫▫▫▫
��Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah :

"Persaksian bahwa tidak ada ilah yang berhaq diibadahi kecuali Allah dan Muhammad Rasulullah,  dan disini ada suatu masalah :
☑Kenapa dua persaksian ini dijadikan satu rukun,  dan tidak dijadikan dua rukun ?

✅Dan jawabnya : Bahwasanya persaksian dengan dua hal ini akan dibangun diatasnya sahnya amalan-amalan seluruhnya. Karena persaksian Laa Ilaha Illa Allah,  mewajibkan untuk Ikhlas.

Dan persaksian bahwa Muhammad Rasulullah mewajibkan untuk Ittiba'. Dan setiap amalan yang mendekatkan diri dengannya kepada Allah,  tidak akan diterima kecuali dengan dua syarat ini : yaitu Ikhlas kepada Allah dan Ittiba' kepada Rasulullah".

��Syarhul Arba'in An Nawawiyah ,Hal:29

Minggu, 20 Desember 2015

Dari 'Abdullah Ibnu Mas'uud Radhiallahu 'Anhu dari Nabi Shollallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda : -

((Wanita adalah 'aurat maka apabila dia keluar dari rumahnya syaithon akan menghiasinya/memperdayainya)), Hadist diriwayatkan oleh at Tirmidziy dan dishohihkan oleh al Imam al Albaaniy.

Ma'na hadist : seorang wanita selagi dia berada dirumahnya atau dikamarnya sungguh yang demikian itu lebih baik baginya dan lebih tertutup, dan sangat jauh dari fitnah dan terfitnah orang lain darinya, namun apabila dia keluar sangat antusias padanya syaithon untuk menyesatkannya dan menyesatkan dengannya orang lain kecuali orang orang yang dirahmati Allah; dikarenakan dia telah mengerjakan satu sebab dari sebab sebab yang akan menjatuhkan dia atasnya, yaitu keluarnya dia dari rumahnya, sebenarnya yang disyari'atkan pada haq seorang wanita muslimah yang telah beriman dengan Allah Ta'ala dan hari akhirat hendak selalu dirumahnya, dan jangan dia keluar dari rumahnya kecuali karena satu hajat dan disertai menutup seluruh badannya dengan sempurna, dan meninggalkan perhiasan dan wangi wangian, sebagai bentuk 'amalan akan firman Allah Subhaanahu wa Ta'ala :

((Dan hendak kalian banyak tinggal dirumah dan jangan kalian berdandan dengan dandanan jahiliyyah dahulu....)) al Ahzaab (33), dan perkataan Allah Subhaanahu : ((Dan apabila kalian meminta kepada kaum wanita tersebut satu keperluan maka hendaklah mereka memintanya dari balik hijab yang demikian itu akan lebih bersih bagi hati hati kalian dan hati hati mereka)). al Ahzab (53). Kalau tidak akan terjatuh wanita tersebut kedalam jeratan kaum lelaki yang fasiq dan pelaku dosa, apalagi di pasar pasar dan tempat tempat hiburan serta tempat perkumpulan yang bercampur baur antara lelaki dan wanita, dan alangkah banyaknya hal ini dizaman kita sekarang ini, kita memohon kepada Allah Ta'ala semoga Dia memperbaiki keadaan kaum muslimin, dan tidak ada daya dan upaya kecuali bagi Allah Yang Maha Tinggi lagi Agung.

������ al Lajnah ad Daaimah lil Buhuuts al 'Ilmiyyah wal Iftaa).

Minggu, 15 November 2015

Hukum Membongkar Kuburan

Hukum Membongkar Kuburan

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam Bersabda:

كَسْرُ عَظْمِ الَْـمَيِّتِ كَكَسْرِهِ حَيًّا

“Mematahkan tulang mayit seperti mematahkannya ketika hidup.” (Hadits Shahih, HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah. Dishahihkan Al-Albani dalam Irwa`ul Ghalil)

1. Tanya:

Bolehkah membongkar kuburan muslimin atau kuburan orang-orang kafir?

Jawab:

Fatwa Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullahu

Dalam hal ini tentunya ada perbedaan antara kuburan orang-orang Islam dan kuburan orang-orang kafir. Membongkar kuburan muslimin adalah tidak diperbolehkan kecuali setelah lumat dan menjadi hancur. Hal itu dikarenakan membongkar kuburan tersebut menyebabkan koyak/pecahnya jasad mayit dan tulangnya, sementara Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan:

كَسْرُ عَظْمِ الَْـمَيِّتِ كَكَسْرِهِ حَيًّا

“Mematahkan tulang mayit seperti mematahkannya ketika hidup.”1

Maka seorang mukmin tetap terhormat setelah kematiannya sebagaimana terhormat ketika hidupnya. Terhormat di sini tentunya dalam batasan-batasan syariat.

Adapun tentang membongkar kuburan orang-orang kafir, maka mereka tidak memiliki kehormatan semacam ini sehingga diperbolehkan membongkarnya berdasarkan apa yang terdapat dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim. Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berhijrah dari Makkah ke Madinah, awal mula yang beliau lakukan adalah membangun Masjid Nabawi yang ada sekarang ini. Dahulu di sana ada kebun milik anak yatim dari kalangan Anshar dan di dalamnya terdapat kuburan orang-orang musyrik. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kepada mereka:

ثَامِنُونِي حَائِطَكُمْ

“Hargailah kebun kalian untukku.”

Yakni, juallah kebun kalian untukku. Mereka menjawab: “Itu adalah untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Kami tidak menginginkan hasil penjualan darinya.”

Karena di situ terdapat reruntuhan dan kuburan musyrikin, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memerintahkan agar kuburan musyrikin tersebut dibereskan. Maka (dibongkar) dan diratakanlah, serta beliau memerintahkan agar reruntuhan itu dibereskan untuk selanjutnya diruntuhkan. Lalu beliau mendirikan Masjid Nabawi di atas tanah kebun tersebut.

Jadi, membongkar kuburan itu ada dua macam: untuk kuburan muslimin tidak boleh, sementara kuburan orang-orang kafir diperbolehkan.

Saya telah isyaratkan dalam jawaban ini bahwa hal itu tidak boleh hingga mayat tersebut menjadi tulang belulang yang hancur, menjadi tanah. Kapan ini? Ini dibedakan berdasarkan perbedaan kondisi tanah. Ada tanah padang pasir yang kering di mana mayat tetap utuh di dalamnya masya Allah sampai sekian tahun. Ada pula tanah yang lembab yang jasad cepat hancur. Sehingga tidak mungkin meletakkan patokan untuk menentukan dengan tahun tertentu untuk mengetahui hancurnya jasad. Dan sebagaimana diistilahkan “orang Makkah lebih mengerti tentang lembah-lembahnya di sana” maka orang-orang yang mengubur di tanah tersebut (lebih) mengetahui waktu yang dengannya jasad-jasad mayat itu hancur dengan perkiraan. (Fatawa Asy-Syaikh Al-Albani hal. 53)

Fatwa Al-Lajnah Ad-Da`imah

Pada asalnya tidak boleh membongkar kubur mayit serta mengeluarkan mayit darinya. Karena bila mayit telah diletakkan dalam kuburnya, artinya dia telah menempati tempat singgahnya serta mendahului yang lain ke tempat tersebut. Sehingga tanah kubur tersebut adalah wakaf untuknya. Tidak boleh seorangpun mengusiknya atau mencampuri urusan tanah tersebut. Juga karena membongkar kuburan itu menyebabkan mematahkan tulang belulang mayit atau menghinakannya. Dan telah lewat larangan akan hal itu pada jawaban pertanyaan pertama.

Hanyalah diperbolehkan membongkar kuburan mayit itu dan mengeluarkan mayit darinya, bila keadaan mendesak menuntut itu, atau ada maslahat Islami yang kuat yang ditetapkan para ulama.

Allah Subhanahu wa Ta’ala-lah yang memberi taufiq semoga shalawat dan salam-Nya tercurah atas Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, dan para sahabatnya.

��Ditandatangani oleh Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Asy-Syaikh Abdurrazzaq Afifi, Asy-Syaikh Abdullah Ghudayyan, dan Asy-Syaikh Abdullah bin Qu’ud. (Fatawa Al-Lajnah Ad-Da`imah, 9/122)

1 Shahih, HR. Ahmad (6/58, 105, 168, 200, 364) Abu Dawud (3207) Ibnu Majah (1616) dan yang lain. Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani, lihat Irwa`ul Ghalil: 763, Ahkamul Jana`iz, hal. 233.

Hukum Membangunkan Orang Tidur Ditengah Khutbah

��حكم إيقاظ النائم أثناء الخطبة��

س: بعض الناس ينامون أثناء خطبة الجمعة فهل لو أيقظناهم نكون ممن لغى فلا جمعة له؟.

ج:
�� �� ��

يستحب إيقاظهم بالفعل لا بالكلام؛ لأن الكلام في وقت الخطبة لا يجوز ؛ لقول النبي صلى الله عليه وسلم : (( إذا قلت لصاحبك أنصت يوم الجمعة والإمام يخطب فقد لغوت )) متفق على صحته، وسماه النبي صلى الله عليه وسلم لاغيًا مع أنه آمر بالمعروف، فدل ذلك على وجوب الإنصات وتحريم الكلام حال الخطبة ، والله الموفق.

(مجموع30/252).
�� للإمام ابن باز رحمه الله تعالى ✏

Hukum Membangunkan Orang Tidur Ditengah Khutbah

Soal: Sebagian manusia mereka tidur ditengah khutbah jumat, maka apakah seandainya kami membangunkan mereka, kami menjadi termasuk orang yang lalai,  maka tidak ada jumat baginya?

Jawab: Disunnahkan membagunkan mereka dengan perbuatan tidak dengan berbicara,  karena berbicara pada waktu khutbah jumat tidak boleh,  berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam : (( Jika engkau katakan pada temanmu 'Diamlah' waktu jumat dan imam sedang khutbah,  maka sungguh engkau telah lalai )). Disepakati atas keshahihannya.
Dan Nabi shallallahu alaihi wasallam menamakannya orang yang lalai, bersamaan itu Beliau memerintahkan kepada ma'ruf. Maka hal itu menunjukan atas wajibnya diam dan haramnya berbicara ketika khutbah. Wallahu muwaffiq

�� majmu' 30/252 oleh Imam Bin Baz rahimahullah ta'ala

Hukum Sholat Jenazah Lebih Sekali

السؤال;

يرى الكثيرين يصلون على الجنازة أكثر من مرة، فما حكم الصلاة على الجنازة أكثر من مرة؟

الجواب :

لا بأس لمن حضر الجنازة وصلى عليها مع الجماعة ثم حضر جماعة فصلى معهم عليها في المقبرة أو في أي مكان، لا حرج في ذلك إن شاء الله، لا بأس بذلك، الواجب مرة، الواجب أن يصلى عليه مرة واحدة، لكن لو قُدِّر أنه صلى عليه أهل المسجد ثم جاء آخرون وصلوا عليه في المقبرة أو في مسجدٍ آخر وحضر معهم وصلى فلا بأس، كل هذا من مزيد الخير.

�� Sumber: http://www.binbaz.org.sa/node/14065

Soal : Telah nampak kebanyakan manusia mereka mensholatkan jenazah lebih dari sekali. Maka apa hukum sholat untuk jenazah lebih dari satu kali?

Jawab :
Tidak mengapa bagi orang yang menghadiri jenazah dan mensholatkannya bersama jemaah,  kemudian hadir jemaah yang lain,  maka dia sholat bersama mereka atas mayat tersebut di pekuburan atau pada tempat apapun,  tidak ada larangan pada hal itu insya Allah. Tidak mengapa pada hal itu. Yang wajib satu kali,  yang wajib untuk mensholatinya satu kali,  akan tetapi seandainya ditaqdirkan bahwa jamaah masjid mensholatkannya,  kemudian datang jamaah yang lain dan mensholatkannya di pekuburan atau masjid yang lain dan dia hadir dan sholat bersama mereka,  maka tidak mengapa. Setiap ini termasuk tambahan kebaikan.

Sumber : http://www.binbaz.org.sa/node/14065

Sabtu, 19 September 2015

Kemuliaan Al Qur'an

قال ابن الصلاح رحمه الله :

قراءة القرآن كرامة أكرم الله بها البشر
والملائكة لم يعطوا ذلك
وهي حريصة على استماعه من الإنس .

الإتقان للسيوطي 275/1

Berkata Ibnu Sholah rahimahullah :
"Membaca alqur'an merupakan suatu kemuliaan,  yang Allah memuliakan dengannya manusia. Dan para malaikat tidak diberikan hal itu kepada mereka,  dan ia para malaikat bersemangat untuk mendengarnya dari manusia"

��Al Itqan 1/275 oleh As Suyutiy

Senin, 20 Juli 2015

Jual Beli Petasan

��حكم شراء المفرقعات النارية، الطراطيع، الثريويات، الطرطعان) للشيخ ابن عثيمين رحمه الله

ما حكم بيع وشراء واستعمال المفرقعات النارية ، والتي تسمى ( الطرطعان ) ؟

��الجواب :

الحمد لله رب العالمين وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين .
الذي أرى أن بيعها وشراءها حرام ، وذلك لوجهين :

الوجه الأول : أنها إضاعة للمال ، وإضاعة المال محرمة ، ولنهي النبي  عن ذلك .

والثاني : أن فيها أذية للناس بأصواتها المزعجة ، وربما يحدث منها حرائق إذا وقعت على شيء قابل للاحتراق ، وهي حية لم تطفأ .

فمن أجل هذين الوجهين نرى أنها حرام ، وأنه لا يجوز بيعها ولا شراؤها .

��الشيخ محمد بن صالح العثيمين في 5/10/1413

��المرجع : مجموع الفتاوى لفضيلة الشيخ محمد بن صالح العثيمين الصادرة من مركز الدعوة والإرشاد بعنيزة 3/3

Hukum Membeli Petasan,  Mercon,  Kembang Api

Apa hukum jual beli dan menggunakan peledak yang dibakar yang dinamakan dengan mercon?

Jawab:
Alhamdulillah rabbil 'alamin wa shollahu ala nabiyyina muhammad wa ala aalihi wa shohbihi ajma'in.
Yang tampak bagiku bahwa membeli dan menjualnya Haram,  itu disebabkan 2 hal:
1.Dia termasuk menyia-nyiakan harta,  dan menyia-nyiakan harta adalah haram,  dan Nabi telah melarang dari hal itu.

2.Bahwa padanya menganggu manusia dengan suaranya yang keras. Dan kadang akan terjadi kebakaran,  jika ia menimpa sesuatu yg memicu kebakaran, dan ia menyala tidak padam.

Maka dari  2 sebab ini, kami memandang bahwa dia haram dan bahwasanya tidak boleh menjual dan membelinya.

��Majmu fatawa oleh syaikh muhammad bin sholeh al utsaimin

Menjamak Puasa Syawal Dengan Qodho'

�� حكم صيام الست من شوال بنية الجمع بين القضاء والحصول على أجر الست ��

════════○════════
�� الشَّــيخُ العلّامــة/
عــبدُ الــعَزِيــز بن بــازٍ - رحِــمُه الله - 
════════○════════

�� السُّــــ☟ـــؤَالُ
هل يجوز للمرأة الجمع بين صيام ستة أيام من شوال وقضاء ما عليها من رمضان في هذه الأيام الستة بنية القضاء والأجر معاً، أم لا بد من القضاء أولاً ثم صيام ستة أيام من شوال؟

�� الجَـــ☟ـــوَابُ:
نعم، تبدأ بالقضاء، ثم تصوم الست إذا أرادت، الست نافلة، فإذا قضت في شوال ما عليها ثم صامت الست من شوال فهذا خير عظيم، وأما أن تصوم الست بنية القضاء والست فلا يظهر لنا أنه يحصل لها بذلك أجر الست، الست تحتاج إلى نية خاصة في أيام مخصوصة.

��الــمَــصْـــ☟ــ☟ــدَرُ:
http://www.binbaz.org.sa/node/13470
◇◇◇
♦ جزى الله خيراً من قرأها وساعدنا على نشرها .
============

Hukum Puasa 6 Hari Syawal Dengan Niat Menjamak Antara Qodho' (Mengganti) Dan Mendapatkan Pahala 6 Syawal

==========
Syaikh Abdul Aziz Bin Baz rahimahullah

Soal:
Apakah boleh bagi wanita menjamak antara puasa 6 hari syawal dan qodho' puasa ramadhan,  pada hari-hari yang 6 dengan niat qadho' dan pahala secara bersamaan,  atau harus qadho duluan baru puasa 6 hari syawal?

Jawab:
Ya,  dia mulai dengan qadho', kemudian puasa 6 hari jika berkehendak. Puasa 6 hari sunnah. Jika telah mengganti pada bulan syawal apa-apa yang berlalu atasnya,  kemudian puasa 6 hari syawal,  maka ini merupakan kebaikan yang besar. Adapun puasa 6 hari dengan niat qadho' dan 6 hari syawal,  maka tidaklah tampak bagi kami bahwa dia akan mendapatkan dari hal itu pahala puasa 6 hari. Puasa 6 hari syawal butuh kepada niat khusus pada hari-hari yang khusus.

��http://www.binbaz.org.sa/node/13470

Semoga Allah membalas dengan kebaikan bagi yang membacanya dan membantu kami untuk menyebarkannya.

Puasa Syawal Sebelum Qodho'

⭕ حـكـم صـيام سِـتّ مـن شـوال قبل القضاء ❓

�� للإمـام المُحـدِّث /مقـبل بن هادي الوادعـي
_رحمه الله تعالـى_

➖ سـؤال الـفـتـوى ➖

س: هل يجوز صيام الستّ من شوال قبل أن يقضي الأيام من رمضان ؟

      ➖ الــجـــواب ➖

ج: إن كان يستطيع أن يقضي الأيام التي أفطرها في رمضان ثمّ يصوم الست فهذا أمرٌ حسن ؛

وإن كان لا يستطيع أن يصوم هذا وهذا فيجوز له أن يصوم الستّ التي يقول فيها النبي -صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّم- : « من صام رمضان ثم أتبعه ستاً من شوال فكأنما صام الدهر كلّه »،
لماذا قلنا هذا ❓

لأن وقت القضاء موسَّـع ، بِخلاف صوم الستّ فليس لها محلّ إلا في شوال

أما وقت القضاء فقد جاء عن عائشة -رَضِي الله تَعَالى عَنْهَا- أنها قالت : ما كنت أقضي إلا في شعبان ، أي لأنها تشغل برسول الله -صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّم- .

�� الـمـصـدر
من شريط : ( أسئلة من المهرة ) 

⏬ لتحـميل الفتـوى صوتـيـاً مـن هـنا عبـر _ موقع علماء ومشايخ الدعوة السلفية باليمن
- http://olamayemen.com/Dars-9443

➖��➖��➖��➖

��Hukum Puasa 6 Hari Syawal Sebelum Qodho'

Oleh Imam Muhaddits Muqbil Bin Hadiy Al Wadi'i rahimahullah

Soal:
Apakah boleh puasa 6 hari syawal sebelum mengganti hari-hari ramadhan?

Jawab:
Jika dia mampu untuk mengganti hari-hari yang ia berbuka pada bulan ramadhan,  kemudian puasa 6 hari,  maka ini perkara yang baik.

Tapi jika ia tidak mampu untuk puasa ini dan ini,  maka boleh baginya untuk puasa 6 hari syawal yang padanya Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa puasa ramadhan kemudian mengikuti dengan 6 hari syawal, maka seolah-olah dia puasa sepanjang masa."
Kenapa kami katakan ini?
Karena waktu qodho itu luas,  berbeda dengan 6 hari,  maka tidak ada tempat padanya kecuali bulan syawal.

Adapun waktu untuk qodho' , sungguh telah datang dari Aisyah radhiyallahu anha,  bahwa dia berkata:"Tidaklah aku dulu mengqodho kecuali pada bulan sya'ban,  yaitu karena beliau sibuk dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Sumber:
Dari kaset As'ilah minal mihrah

Untuk mendengar fatwa bentuk suara lewat situs:
http://olamayemen.com/Dars-9443


Selasa, 16 Juni 2015

Siapa Orang Yang Puasa

ﻣــﻦ ﻫـــﻮ ﺍﻟﺼَّﺎﺋـــﻢ ؟

ﻗـﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﻘﻴِّﻢ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ :

« ﻭﺍﻟﺼَّﺎﺋﻢ ﻫﻮ ﺍﻟَّﺬﻱ ﺻﺎﻣﺖ ﺟﻮﺍﺭﺣﻪ ﻋﻦ ﺍﻵﺛﺎﻡ,

ﻭﻟﺴﺎﻧﻪ ﻋﻦ ﺍﻟﻜﺬﺏ
ﻭﺍﻟﻔﺤﺶ ﻭﻗﻮﻝ ﺍﻟﺰُّﻭﺭ,

ﻭﺑﻄﻨﻪ ﻋﻦ ﺍﻟﻄَّﻌﺎﻡ ﻭﺍﻟﺸَّﺮﺍﺏ, ﻭﻓﺮﺟﻪ ﻋﻦ ﺍﻟﺮَّﻓَﺚ؛

ﻓﺈﻥْ ﺗﻜﻠَّﻢ ﻟﻢ ﻳﺘﻜﻠَّﻢ ﺑﻤﺎ ﻳﺠﺮﺡ ﺻﻮﻣﻪ, ﻭﺇﻥ ﻓﻌﻞ ﻟﻢ ﻳﻔﻌﻞ ﻣﺎ ﻳﻔﺴﺪ
ﺻﻮﻣﻪ,

ﻓﻴﺨﺮﺝ ﻛﻼﻣﻪ ﻛﻠُّﻪ ﻧﺎﻓﻌًﺎ ﺻﺎﻟﺤًﺎ, ﻭﻛﺬﻟﻚ ﺃﻋﻤﺎﻟﻪ, ﻓﻬﻲ ﺑﻤﻨﺰﻟﺔ
ﺍﻟﺮَّﺍﺋﺤﺔ ﺍﻟَّﺘﻲ ﻳﺸﻤُّﻬﺎ ﻣﻦ ﺟﺎﻟﺲ ﺣﺎﻣﻞ ﺍﻟﻤﺴﻚ

ﻛﺬﻟﻚ ﻣﻦ ﺟﺎﻟﺲ ﺍﻟﺼَّﺎﺋﻢ ﺍﻧﺘﻔﻊ ﺑﻤﺠﺎﻟﺴﺘﻪ,

ﻭﺃَﻣِﻦ ﻓﻴﻬﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺰُّﻭﺭ ﻭﺍﻟﻜﺬﺏ ﻭﺍﻟﻔﺠﻮﺭ ﻭﺍﻟﻈُّﻠﻢ, ﻫﺬﺍ
ﻫﻮ ﺍﻟﺼَّﻮﻡ ﺍﻟﻤﺸﺮﻭﻉ ﻻ ﻣﺠﺮَّﺩ ﺍﻹﻣﺴﺎﻙ ﻋﻦ ﺍﻟﻄَّﻌﺎﻡ ﻭﺍﻟﺸَّﺮﺍﺏ ... ؛

ﻓﺎﻟﺼَّﻮﻡ ﻫﻮ ﺻﻮﻡ ﺍﻟﺠﻮﺍﺭﺡ ﻋﻦ ﺍﻵﺛﺎﻡ, ﻭﺻﻮﻡ ﺍﻟﺒﻄﻦ ﻋﻦ ﺍﻟﺸَّﺮﺍﺏﻭﺍﻟﻄَّﻌﺎﻡ؛

ﻓﻜﻤﺎ ﺃﻥَّ ﺍﻟﻄَّﻌﺎﻡ ﻭﺍﻟﺸَّﺮﺍﺏ ﻳﻘﻄﻌﻪ ﻭﻳﻔﺴﺪﻩ,  ﻓﻬﻜﺬﺍ ﺍﻵﺛﺎﻡ ﺗﻘﻄﻊ
ﺛﻮﺍﺑَﻪ, ﻭﺗﻔﺴﺪُ ﺛﻤﺮﺗَﻪ, ﻓﺘُﺼَﻴِّﺮﻩ ﺑﻤﻨﺰﻟﺔ ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺼُﻢ ».

��ﺍﻟﻮﺍﺑﻞ ﺍﻟﺼَّﻴِّﺐ ص(31، 32 )

�� Siapa Orang Yang Puasa��

Berkata Ibnul Qoyyim rahimahullah :

"Orang yang puasa adalah yang puasa anggota badannya dari dosa-dosa,  dan lisannya dari dusta, perkataan jelek dan keji.

Dan perutnya dari makan dan minum,  dan kemaluannya dari berhubungan.

Jika dia berbicara,  tidak berbicara dengan apa yang akan merusak puasa.  Dan jika melakukan perbuatan, tidak berbuat apa yang akan merusak puasanya.

Maka ucapannya yang keluar semuanya suatu yang bermanfaat dan sholeh. Demikian pula amalannya,  maka ia seperti kedudukan aroma yang harum yang mencium aromanya dari orang yang menemani penjual minyak wangi.

Demikian pula orang yang duduk dengan orang yang puasa akan memperoleh manfaat dengan majlisnya.
Dan aman padanya dari ucapan jelek,  dusta,  fajir dan zholim.

Maka inilah puasa yang di syariatkan,  bukan semata-mata menahan dari makan dan minum.

Maka puasa itu adalah puasanya anggota badan dari dosa-dosa,  puasa perut dari makan dan minum.

Bahwasanya makan dan minum akan memutus dan merusak puasa,  maka demikian juga dosa-dosa akan memutus pahalanya,  merusak buahnya,  yang akan menjadikannya seperti kedudukan orang yang tidak puasa.    

��Al Waabilus Shoyyib  31-32.

Keadaan As Salaf Di Bulan Ramadhan

احوال السلف في رمضان

1⃣ الأسود بن يزيد
كان يختم القرآن في رمضان في كل ليلتيْن، وكان ينام بين المغرب والعشاء، وكان يختم القرآن في غير رمضان في كل ست ليال.
�� سير اعلام النبلاء  ٤١/٥

 
2⃣ سعيد بن جبير
وعن عبد الملك بن أبي سليمان، عن سعيد بن جبير أنه كان يختم القرآن في كل ليلتيْن
�� المصدر السابق ٣٢٥/٤
 

3⃣ الخليفة الوليد بن عبد الملك
وقيل: كان يختم في كل ثلاثٍ، وختم في رمضان سبع عشرة ختمة.
�� السابق نفسه ٣٤٧/٤

 
4⃣ الامام البخاري
كان محمد بن إسماعيل  البخاري يختم في رمضان في النهار كل يوم ختمة، ويقوم بعد التراويح كل ثلاث ليالٍ بختمة.
�� السابق ٤٣٩/١٢
 

5⃣ عثمان بن عفان
كان يختم القرآن كل يوم مرة
�� لطائف المعارف ص ٣١٨

 
6⃣ الامام الشافعي
كان للشافعي في رمضان ستون ختمة، يقرؤها في غير الصلاة.
�� لطائف المعارف ص ٣١٨

7⃣ قتادة
كان يختم في كل سبع دائمًا، وفي رمضان في كل ثلاث، وفي العشر الأواخر في كل ليلة.
�� لطائف المعارف ص ٣١٨

8⃣ الزهري
كان الزهريُّ إذا دخل رمضان يفرُّ من قراءة الحديث، ومجالسة أهل العلم، ويُقبِل على تلاوة القرآن من المصحف.
�� لطائف المعارف ص ٣١٨

9⃣ سفيان الثوري
وكان سفيان الثوري إذا دخل رمضان ترك جميع العبادة وأقبل على قراءة القرآن.
�� لطائف المعارف ص ٣١٨
 
�� الملتقى السلفي باندونيسيا


�� Perihal Salaf Saat Ramadhan ��

1⃣ Al Aswad bin Yazid
Dia mengkhatam bacaan Al Qur'an pada setiap 2 malam di bulan ramadhan, dan tidur diantara maghrib dan isya, dan mengkhatam bacaan Al Qur'an di selain bulan ramadhan setiap 6 malam.
�� Siyar A'lam An Nubalaa' 5/41

2⃣ Sa'id bin Jabiir
Dari Abdul Malik bin Abi Sulaiman, dari Sa'id bin Jabiir, bahwasanya beliau mengkhatam bacaan Al Qur'an setiap 2 malam.
�� Al Mashdar As Saabiq 4/325

3⃣ Khalifah Al Walid bin Abdil Malik.
Dikatakan: Khalifah Al Walid mengkhatam bacaan Al Qur'an setiap 3 hari, dan sebanyak 17 kali dalam sebulan ramadhan.
�� As Saabiq Nafsuhu 4/347

4⃣ Imam Bukhariy
Muhammad bin Ismail Al Bukhariy mengkhatam bacaan Al Qur'an setiap siang ramadhan, dan setelah shalat tarawih setiap 3 malam.
�� As Saabiq 12/439

5⃣ Utsman bin Affan
Beliau mengkhatam bacaan Al Qur'an setiap hari.
�� Lathaaiful Ma'arif  hal. 318

6⃣ Imam Syafi'i
Beliau mengkhatam bacaan Al Qur'an 60 kali dalam bulan ramadhan, membacanya diluar bacaan shalat.
�� Lathaaiful Ma'arif  hal. 318

7⃣ Qatadah
Beliau mengkhatamkannya setiap 7 hari secara kontinu, dan setiap 3 hari di bulan ramadhan, dan setiap akhir malam ketika 10 hari terakhir ramadhan.
�� Lathaaiful Ma'arif  hal. 318

8⃣ Az Zuhriy
Ketika masuk bulan ramadhan, imam Az Zuhriy meninggalkan bacaan hadits dan juga majelis ahlu 'ilmiy, dan memulai membaca Al Qur'an dengan mushafnya.
�� Lathaaiful Ma'arif  hal. 318

9⃣ Sufyan Ats Tsauriy
Apabila masuk bulan ramadhan, beliau meninggalkan segala bentuk ibadahnya dan memulai membaca Al Qur'an.
�� Lathaaiful Ma'arif hal. 318

Mensholatkan Muslim Yang Bunuh Diri

هل يجوز للمسلمين أن يؤدُّوا صلاة الجنازة على مسلم مات منتحرًا ؟

يجيبك الشيخ صالح الفوزان

السؤال:

59 ـ هل يجوز للمسلمين أن يؤدُّوا صلاة الجنازة على مسلم مات منتحرًا ؟

الجواب:
تجب الصلاة على جنازة كل مسلم، ولو كان قاتلاً لنفسه؛ لأنَّ قتله لنفسه كبيرة لا تخرجه عن الإسلام؛ فالقاتل لنفسه عاص، له ما للمسلمين من الصلاة عليه والاستغفار له وتغسيله وتكفينه ودفنه في مقابر المسلمين .
[ المنتقى من فتاوى الفوزان جـ8 صـ13 ]

��Apakah Boleh Bagi Kaum Muslimin Melaksanakan Sholat Jenazah Bagi Seorang Muslim Yang Mati Bunuh Diri��

Dijawab oleh Syaikh Sholeh Al Fauzan hafizohullah.

Soal : Apakah boleh bagi kaum muslimin melaksanakan sholat jenazah bagi seorang muslim yang mati bunuh diri??.

Jawab :
Wajib melaksanakan sholat atas jenazah setiap muslim walaupun dia bunuh diri. Karena bunuh diri termasuk dosa besar yang tidak mengeluarkan dari islam. Maka bunuh diri termasuk suatu maksiat. Wajib bagi kaum muslimin untuk mensholatinya,  meminta ampun baginya,  memandikan,  mengkafani dan menguburkannya di pekuburan muslimin".

�� Al Muntaqo Min Fatawal Fauzan 8/13

Sabtu, 13 Juni 2015

Sebab Kegalauan Hati

Sufyan bin ‘Uyainah pernah ditanya mengenai kegalauan hati yang tidak jelas sebabnya ?

Beliau berkata: "Itu adalah perbuatan dosa yang ingin engkau lakukan secara diam-diam namun belum engkau lakukan, maka engkau pun diberi ganjaran berupa kegalauan karenanya."

⭕ Berkata Syaikhul Islam -rahimahullah-:

"Dosa-dosa ada baginya sangsi-sangsi, sangsi dari dosa secara sirr dengan sirr, dan sangsi dosa-dosa yang terang-terangan dengan terang-terangan juga."

Fatawa Ibnu Taimiyyah 111/14.

Senin, 01 Juni 2015

Malam Nisfu Sya'ban

������
سئل عبد الله بن المبارك عن نزول الله تعالى ليلة النصف من شعبان قال للسائل:[ يا ضعيف ! ليلة النصف !؟ ينـزل في كل ليلة ].
- رواه أبو عثمان الصابوني في " اعتقاد أهل السنة " ( رقم 92 )

قال ابن باز:[ ليلة النصف من شعبان ليس فيها حديث صحيح ، كل الأحاديث الواردة فيها موضوعة وضعيفة لا أصل لها ، وهي ليلة ليس لها خصوصية .. ].
-" فتاوى إسلامية "( 4 / 511 ).

Abdullah bin Almubarak ditanya tentang turunnya Allah ta'ala malam nisyfu sya'ban.

Beliau berkata kepada penanya : "wahai yang lemah,  (apakah) pada malam nisyfu ( saja )!? Bahkan Dia turun ( ke langit dunia ) tiap malam".

Diriwayatkan oleh Abu Utsman As Shabuuniy dalam I'tiqad Ahlis Sunnah no:92

Berkata Ibn Bazz rahimahullah :
"Malam nisyfu sya'ban tidak ada padanya hadits yang shohih,  setiap hadits-hadits yang ada padanya adalah palsu dan lemah yang tidak ada asalnya,  dan ia adalah malam yang ada tidak baginya kekhususan.."

��Fatawa Islamiyah 4/511

����������

Hak Suami

��رسالة للنساء ~~~
��لماذا لا تَجدُ بعض النساء
حلاوة الإيمان ولذَّة الطاعة
وأثر العبادة ؟
قال صلى الله عليه وسلّم :
( ولا تَجدُ المرأة حلاوة الإيمان
حتَّى تؤدِّي حقَّ زوجها )

��صحيح الترغيب 1939

��Risalah Untuk Wanita��

Kenapa sebagian wanita tidak mendapati manisnya iman, lezatnya ketaatan dan bekas ibadah?!

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
"Seorang wanita tidak akan mendapati manisnya iman, sampai dia menunaikan hak suaminya".

�� Shohih At Targhib no:1939

〰〰〰〰〰َ

Minggu, 31 Mei 2015

Istighfar

✏������
 قَــالَ الشَّــيخُ العلّامــة صَالِــح بنُ فَوزان الــفَوزَان -
حَــفظهُ الله- :
« وأما الذي يقول : أستغفرُ الله، بلسانه، وهو مقيمٌ على المعاصي بأفعاله، فهو كذابٌ لا ينفعُهُ الاستغفارُ، قال الفضيل بن عياض -رحمه الله- : 
(( استغفارٌ بِلاَ إقلاعٍ توبةُ الكذابينَ )) 
وقال آخرُ : 
(( استغفارُنا يحتاجُ إلى استغفارٍ )) ! 
يعني أنَّ منِ استغفرَ ولم يترُكِ المعصية، فاستغفارهُ ذنبٌ يحتاجُ إلى استغفار، فلننظر في حقيقةِ استغفارنا، لئلاَّ نكونَ من الكذابينَ الذين يستغفرونَ بألسنتهم وهم مقيمونَ على معاصيهم »

[الخطب المنبرية في المناسبات العصرية ج (١) ص (٢٢٦)]

Berkata syaikh sholeh bin fauzan al fauzan hafizohullah :

"Dan adapun orang yang berkata : Astaghfirullah dengan lisannya, sedangkan dia berdiri diatas kemaksiatan dengan perbuatannya,  maka dia pendusta yang tidak bermanfaat istighfar nya itu.

Berkata Fudhail bin 'Iyadh rahimahullah :
"Istighfar tanpa meninggalkan ( maksiatnya ) merupakan taubat para pendusta!.

Berkata yang lain :
Istighfar kita butuh kepada istighfar! Yaitu bahwa siapa yang minta ampun dan tidak meninggalkan maksiat,  maka istighfarnya itu suatu dosa yang butuh kepada istighfar.
Maka kita perhatikan hakikat dari istighfar kita,  agar kita tidak termasuk dari golongan para pendusta yang mereka minta ampun dengan lisan mereka,  sedangkan mereka berdiri di atas kemaksiatan mereka."

Sumber :
Al Khithab Al Minbariyyah fil Munaasabaatil 'Ashriyyah   1/226

〰〰〰〰

Sabtu, 09 Mei 2015

Mutiara Salaf

��������

قال ابن عيينة : من صلى الصلوات الخمس فقد شكر الله ومن دعا لوالديه في ادبار الصلوات الخمس فقد شكر والديه.
��[ فتح الباري (2/10) ]

قال الضحاك بن مزاحم: ما من أحد تعلم القرآن ثم نسيه إلا بذنب يحدثه، وإن نسيان القرآن من أعظم المصائب.
��[أخرجه وكيع في الزهد]

ولابد للعبد من أوقات ينفرد بها بنفسه في دعائه وذكره وصلاته وتفكره ومحاسبة نفسه وإصلاح قلبه وما يختص به من الأمور.
��[!الفتاوى لابن تيمية ]

Berkata Ibnu 'Uyainah rahimahullah :
"Barangsiapa yang sholat dari sholat-sholat yang lima waktu maka sungguh dia telah bersyukur kepada Allah. Dan siapa yang mendoakan orang tuanya diakhir sholat yang lima waktu,  maka dia telah bersyukur kepada orang tuanya".
��Fathul Baariy 2/10

Berkata Adh Dhohhak bin Mazaahim rahimahullah:
"Tidaklah seorangpun mempelajari alquran kemudian melupakannya,  kecuali karena dosa yang dilakukannya. Karena sesungguhnya melupakan alquran termasuk sebesar-besar musibah".
��Dikeluarkan Waki' di Az Zuhud

Maka seharusnya bagi seorang hamba untuk menyendiri dengan dirinya dalam doanya,  dzikirnya, sholatnya, dan berfikirnya dan menghisab dirinya dan memperbaiki hatinya, dan terkhusus lagi dari urusan-urusannya.
��Fatawa Ibnu Taimiyah

〰〰〰

Hukum Sholat Diatas Sajadah Bergambar

��������
حكم الصلاة على السجادة التى فيها صورة الكعبة و المسجد النبوي ... لفضيلة الشيخ ابن باز -رحمه الله

يقول:
يوجد على بعض السجادات التى نصلى عليها صور خاصةبالكعبة والمسجد النبوي ؛ فما الحكم؟
الجواب
ينبغي أن لا يصلى عليها لأن الوقف على الكعبة والوطئ عليها نوع من الإهانة ، لا يجوز تصوير الكعبة على الفرش ، وينبغي لمن رآها أن لا يشتري السجاد التى عليها صور الكعبة لأنها إن كانت أمامه لا تشوش عليه وإن كانت تحت رجليه فيه نوع من الإهانة فالأحوط للمؤمن أن لا يستعمل هذه السجادات.
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=142764

〽Hukum Sholat Diatas Sajadah Yang Padanya Ada Gambar Ka'bah Dan Masjid Nabawi��

��Oleh Fadhilatus Syaikh Ibnu Baz rahimahullah

Soal : "Didapati pada sebagian sajadah yang kami sholat diatasnya gambar khusus dengan ka'bah dan masjid an nabawi. Maka apa hukumnya?

Jawab:
"Sepantasnya untuk tidak sholat diatasnya, karena berdiri diatas ka'bah dan memijak diatasnya termasuk jenis penghinaan. Tidak boleh menggambar ka'bah diatas permadani. Sepantasnya bagi orang yang melihatnya untuk tidak membeli sajadah-sajadah yang diatasnya gambar ka'bah, karena jika dia berada di depannya akan mengacaukan pikirannya dan jika berada dibawah dikakinya maka termasuk jenis penghinaan. Maka yang lebih hati-hati bagi seorang mukmin untuk tidak menggunakan sajadah-sajadah ini.

Sumber : http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=142764

〰〰〰

Sabtu, 04 April 2015

Amalan Yang Menjauhkan Dari Neraka

Amalan Khusus yang Menjadi Sebab Keselamatan dari Api Neraka

Secara khusus, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyebutkan beberapa amalan sebagai benteng dari api neraka. Di antara amalan-amalan tersebut adalah:

 

1. Mentauhidkan Allah Subhanahu wata’ala dan menjauhkan diri dari kesyirikan

Inilah pokok keselamatan dari azab Allah Subhanahu wata’ala di dunia dan di akhirat. Tauhid adalah fondasi semua amalan. Amalan seseorang tidak akan diterima tanpa tauhid. Disebutkan dalam sebuah hadits,

عَنْ مُعَاذٍ قَالَ أَنَا رَدِيفُ النَّبِيِّ فَقَالَ: يَا مُعَاذُ.  قُلْتُ: لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ. ثُمَّ قَالَ مِثْلَهُ ثَلَاثًا: هَلْ تَدْرِي مَا حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ؟ قُلْتُ: لَا. قَالَ حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا. ثُمَّ سَارَ سَاعَةً فَقَالَ: يَا مُعَاذُ. قُلْتُ: لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ. قَالَ: هَلْ تَدْرِي مَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى ا إِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ؟ أَنْ لَا يُعَذِّبَهُمْ

Dari Muadz bin Jabal z, beliau berkata, “Suatu saat saya dibonceng Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam di atas keledai. Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, ‘Wahai Muadz.’ Saya menjawab, ‘Aku selalu menyambutmu.’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallammengatakan hal itu tiga kali (dan saya jawab tiga kali juga). Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, ‘Tahukah engkau apa hak Allah Subhanahu wata’ala atas para hamba?’ Saya menjawab, ‘Tidak.’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, ‘Hak Allah Subhanahu wata’ala atas para hamba adalah mereka mengibadahi-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.’ Kemudian beliau berjalan beberapa saat, dan berkata, ‘Wahai Mu’adz.’ Dijawab, ‘Aku selalu menyambutmu.’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, ‘Tahukah kamu, apa hak mereka atas Allah Subhanahu wata’ala apabila mereka melakukannya? Allah Subhanahu wata’ala tidak akan mengazab mereka’.” (HR. al-Bukhari no. 6267)

 

Hadits Muadz radhiyallahu ‘anhu di atas menunjukkan betapa pentingnya seseorang memberikan curahan waktu dan upaya untuk mengenal tauhid dan syirik, kemudian mengamalkannya sepanjang hayat. Seorang muslim harus memahami dengan benar hal-hal yang membahayakan tauhidnya dan yang menyuburkan pohon tauhid dalam hatinya. Tidak ada jalan lain untuk mendapatkannya kecuali dengan terus meminta kepada Allah Subhanahu wata’ala dan menempuh sebab-sebabnya, di antaranya adalah menuntut ilmu.

 

2 . Menjaga shalat lima waktu beserta syarat, rukun, dan kewajibannya, seperti wudhu, rukuk, dan sujud.

Dalil bahwa amalan ini termasuk benteng neraka adalah sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam,

مَنْ حَافَظَ عَلَى الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ عَلَى وُضُوئِهَا وَمَوَاقِيتِهَا وَرُكُوعِهَا وَسُجُودِهَا يَرَاهَا حَقًّا عَلَيْهِ حُرِّمَ عَلَى النَّارِ

“Barang siapa menjaga shalat lima waktu, menjaga wudhunya, menjaga waktu-waktunya, menjaga rukukrukuknya, dan menjaga sujud-sujudnya, yakin bahwa shalat adalah hak Allah Subhanahu wata’ala atasnya, dia diharamkan dari neraka.” (HR. Ahmad no. 17882 dari Hanzhalah al-Asadi radhiyallahu ‘anhu)

 

3. Berbakti kepada kedua orang tua

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

رَغِمَ أَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ. قِيلَ: مَنْ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا فَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ

“Celaka, kemudian celaka, kemudian celaka.” Beliau ditanya, “Siapa yang celaka, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang yang menjumpai masa tua dari salah satu atau kedua orang tuanya, tetapi dia tidak masuk surga.” (HR. Muslim no. 2881 dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

 

4. Menjaga shalat sunnah empat rakaat sebelum dan sesudah zuhur

Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha, istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ حَافَظَ عَلَى أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَأَرْبَعٍ بَعْدَهَا حَرُمَ عَلَى النَّارِ

“Barang siapa menjaga empat rakaat sebelum zuhur dan empat rakaat sesudahnya, haram atasnya neraka’.” (HR. Abu Dawud no. 1269 dan dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al- Albani)

 

5. Berlindung kepada Allah Subhanahu wata’ala dari azab neraka

Anas bin Malik zberkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ سَأَلَ اللهَ الْجَنَّةَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ قَالَتِ الْجَنَّةُ: اللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ. وَمَنِ اسْتَجَارَ مِنَ النَّارِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ قَالَتِ النَّارُ: اللَّهُمَّ أَجِرْهُ مِنَ النَّارِ

“Barang siapa meminta jannah (surga) kepada Allah Subhanahu wata’ala tiga kali, jannah akan berkata, ‘Ya Allah, masukkan dia ke dalam jannah!’ Barang siapa meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wata’ala dari neraka, neraka pun berkata, ‘Ya Allah, lindungilah dia dari neraka!’.” (HR. at- Tirmidzi no. 2572, dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al-Albani)

 

Di antara doa memohon perlindungan dari neraka adalah doa yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallamsaat tasyahud akhir sebelum salam, yaitu:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

“Ya Allah, aku berlindung kepada- Mu dari siksa neraka Jahanam, dari siksa kubur, dari ujian hidup dan mati, serta dari godaan Dajjal.” (HR. Muslim, Abu ‘Awanah, an-Nasai, dan Ibnul Jarud dalam al-Muntaqa. Lihat Irwaul Ghalil no. 350)

 

6. Dekat, lembut dengan kaum mukminin, dan berakhlak mulia

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَنْ يَحْرُمُ عَلَى النَّارِ أَوْ بِمَنْ تَحْرُمُ عَلَيْهِ النَّارُ؟ عَلَى كُلِّ قَرِيبٍ هَيِّنٍ سَهْلٍ

“Maukah kukabarkan kepada kalian tentang siapa yang diharamkan atas neraka? Yaitu setiap muslim yang dekat (dengan kaum mukminin), tenang, dan mudah (lembut akhlak dan sifatnya).” (HR. at-Tirmidzi dalam as-Sunan no. 2488. At-Tirmidzi berkata, “Hasanun gharib,” dan hadits ini dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al-Albani)

Betapa besar keutamaan ahlak yang baik dan kelembutan. Namun, subhanallah, di akhir zaman ini kebanyakan manusia bersikap kasar, termasuk terhadap kerabat dekatnya yang muslim, bahkan kepada orang tuanya sendiri. Semoga Allah Subhanahu wata’ala memperbaiki diri kita. Amin.

 

7. Bersedekah dan bertutur kata yang baik

Adi bin Hatim radhiyallahu ‘anhu berkata,

كُنْتُ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ فَجَاءَهُ رَجُلَانِ أَحَدُهُمَا  يَشْكُو الْعَيْلَةَ وَالْآخَرُ يَشْكُو قَطْعَ السَّبِيلِ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ: أَمَّا قَطْعُ السَّبِيلِ فَإِنَّهُ لَا :  يَأْتِي عَلَيْكَ إِلَّا قَلِيلٌ حَتَّى تَخْرُجَ الْعِيرُ إِلَى مَكَّةَ بِغَيْرِ خَفِيرٍ، وَأَمَّا الْعَيْلَةُ فَإِنَّ السَّاعَةَ لَا تَقُومُ حَتَّى يَطُوفَ أَحَدُكُمْ بِصَدَقَتِهِ لَا يَجِدُ مَنْ يَقْبَلُهَا مِنْهُ، ثُمَّ لَيَقِفَنَّ أَحَدُكُمْ بَيْنَ يَدَيْ اللهِ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ حِجَابٌ وَلَا تَرْجُمَانٌ يُتَرْجِمُ لَهُ ثُمَّ لَيَقُولَنَّ لَهُ: أَلَمْ أُوتِكَ مَالًا؟ فَلَيَقُولَنّ بَلَى. ثُمَّ لَيَقُولَنَّ: أَلَمْ أُرْسِلْ إِلَيْكَ رَسُولًا؟ فَلَيَقُولَنَّ: بَلَى. فَيَنْظُرُ عَنْ يَمِينِهِ فَلَا يَرَى إِلَّا النَّارَ ثُمَّ يَنْظُرُ عَنْ شِمَالِهِ فَلَا يَرَى إِلَّا النَّارَ فَلْيَتَّقِيَنَّ أَحَدُكُمْ النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ

 

Suatu saat aku berada di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Tiba-tiba datang dua lelaki, yang pertama mengeluhkan kemiskinan dan yang kedua mengeluhkan gangguan perampok di perjalanan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Adapun perampok, sesungguhnya tidak lama lagi datang (waktu) yang rombongan dari Makkah keluar (melakukan safar) tanpa perlindungan (maksudnya aman, -red.). Adapun kemiskinan, (ketahuilah) sesungguhnya hari kiamat tidak akan tegak hingga (datang saat) salah seorang di antara kalian berkeliling hendak memberi sedekah, tetapi tidak dia dapati orang yang mau menerimanya. Sungguh, kalian (semua) akan berdiri di hadapan Allah Subhanahu wata’ala, tidak ada hijab antara Allah Subhanahu wata’ala dan dirinya, tidak ada pula orang yang menerjemahkan untuknya. Kemudian Allah Subhanahu wata’ala berfirman kepadanya, ‘Bukankah Aku telah memberimu harta?’ Dia berkata, ‘Benar.’ Kemudian Allah Subhanahu wata’ala berfirman, ‘Bukankah Aku telah mengutus rasul kepadamu?’ Dia menjawab, ‘Benar.’ Kemudian dia melihat di sisi kanannya, dia tidak melihat selain neraka. Kemudian dia melihat sebelah kirinya, dia pun tidak melihat selain neraka. Maka dari itu, jagalah diri kalian dari neraka walaupun dengan separuh kurma (yang dia sedekahkan). Jika tidak bisa, dengan tutur kata yang baik.” (HR. al-Bukhari no. 1413)

Bahkan, dalam hadits lain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengisahkan berita yang sangat menakjubkan. Beliau kabarkan kisah seorang wanita pezina yang diselamatkan oleh Allah Subhanahu wata’ala dari neraka dengan sebab memberi minum seekor anjing yang kehausan. Jika perbuatan baik kepada hewan saja dibalasi dengan kebaikan, bagaimana halnya kebaikan dan derma untuk seorang muslim?

 

8. Mata yang menangis karena takut kepada Allah Subhanahu wata’ala, mata yang terjaga di jalan Allah l, dan mata yang menunduk dari apa yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wata’ala.

Ini termasuk amalan yang dijadikan oleh Allah Subhanahu wata’ala sebagai benteng dari neraka. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,

عَيْنَانِ لَا تَمَسُّهُمَا النَّارُ، عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ ا ،َّهللِ وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِي سَبِيلِ اللهِ

“Dua mata yang tidak akan disentuh oleh neraka: mata yang menangis takut kepada Allah Subhanahu wata’ala dan mata yang terbuka di malam hari, berjaga dalam jihad fi sabililah.” (HR. at-Tirmidzi no. 1639 dari hadits Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma)

 

ثَلَاثَةٌ لاَ تَرَى أَعْيُنُهُمُ النَّارَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ وَعَيْنٌ حَرَسَتْ فِي سَبِيلِ اللهِ وَعَيْنٌ غَضَّتْ عَنْ مَحَارِمِ اللهِ

“Tiga mata yang tidak akan melihat neraka pada hari kiamat: Mata yang menangis karena takut kepada Allah Subhanahu wata’ala, mata yang terjaga dalam jihad fi sabilillah, dan mata yang menundukkan dari apa yang Allah Subhanahu wata’ala haramkan.” (Lihat ash-Shahihah no. 2673)

 

9. Berjihad fi sabilillah

Ayat-ayat al-Qur’an dan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam banyak menyebutkan besarnya pahala dan keutamaan jihad fi sabilillah. Di antara keutamaannya, Allah Subhanahu wata’alal menyelamatkan pelakunya dari api neraka. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنِ اغْبَرَّتْ قَدَمَاهُ فِي سَبِيلِ اللهِ حَرَّمَهُ اللهُ عَلَى النَّارِ

“Orang yang kedua kakinya dipenuhi debu karena berjihad di jalan Allah Subhanahu wata’ala, Allah Subhanahu wata’ala mengharamkan atasnya neraka.” (HR. al-Bukhari no. 907 dari Abu ‘Abs Abdurrahman bin Jabr bin ‘Amr al-Anshari radhiyallahu ‘anhu)

 

10. Bersabar mengemban amanat Allah Subhanahu wata’ala yang berupa anakanak perempuan, mendidik, dan menafkahi mereka

Memiliki anak perempuan bukan kekurangan, apalagi kehinaan, sebagaimana halnya orang-orang jahiliah dahulu merasa hina dengan kelahirannya. Anak perempuan adalah karunia besar dari Allah Subhanahu wata’ala. Barang siapa mengemban amanat ini, sungguh mereka akan menjadi benteng dari api neraka. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ كَانَ لَهُ ثَلَاثُ بَنَاتٍ، فَصَبَرَ عَلَيْهِنَّ وَأَطْعَمَهُنَّ وَسَقَاهُنَّ وَكَسَاهُنَّ مِنْ جِدَتِهِ كُنَّ لَهُ حِجَابًا مِنْ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Barang siapa memiliki tiga anak perempuan, kemudian dia bersabar atas mereka, memberikan makan, minum, dan pakaian untuk mereka dari usahanya, sungguh mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka pada hari kiamat.” (Sahih, HR. Ibnu Majah no. 3669 dari hadits ‘Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu) Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan,

دَخَلَتْ امْرَأَةٌ مَعَهَا ابْنَتَانِ لَهَا تَسْأَلُ فَلَمْ تَجِدْ عِنْدِي شَيْئًا غَيْرَ تَمْرَةٍ فَأَعْطَيْتُهَا إِيَّاهَا، فَقَسَمَتْهَا بَيْنَ ابْنَتَيْهَا وَلَمْ تَأْكُلْ مِنْهَا ثُمَّ قَامَتْ فَخَرَجَتْ,فَدَخَلَ النَّبِيُّ, عَلَيْنَا فَأَخْبَرْتُهُ فَقَالَ: مَنِ ابْتُلِيَ  مِنْ هَذِهِ الْبَنَاتِ بِشَيْءٍ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ

“Seorang perempuan dengan dua anak perempuannya masuk (ke rumahku) meminta-minta, tetapi dia tidak mendapatkan di sisiku selain sebutir kurma. Kuberikan kurma itu kepadanya. Dia belah sebiji kurma untuk kedua putrinya dan dia sendiri tidak memakan kurma tersebut. Kemudian pergilah wanita itu. Ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam datang, kukabarkan kejadian ini. Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian bersabda, ‘Barang siapa diuji dengan anak-anak perempuan, sungguh mereka akan menjadi pelindung dari neraka’.” (HR. al-Bukhari no. 1418)

Demikian beberapa amalan yang disebutkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai benteng dari api neraka. Semoga Allah Subhanahu wata’ala memudahkan kita dalam mengamalkan dan memperoleh keutamaannya, insya Allah.